بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Periode sejarah : 5872 - 4942 SM
Tempat turunnya: di bumi India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab
Jumlah keturunannya (anak): 40 (laki-laki dan perempuan)
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekah
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 25 kali
Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) Nabi Adam AS sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia.
Inilah sejarah dan kisah nabi Adam as berdasarkan himupunan berbagai sumber:
Wujud Nabi Adam
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.
Menurut ajaran Islam, Adam adalah
manusia sempurna, berjalan tegak dengan kedua kakinya, berpakaian yang
menutup aurat, berbahasa fasih dengan jutaan kosa kata. Dia adalah
seorang nabi yang menerima wahyu dari Allah SWT. serta syariat khusus untuk
manusia saat itu. Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki
ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia adalah makhluk penghuni
surga yang penuh peradaban maju. Turun ke muka bumi bisa dikatakan
sebagai Manusia dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh
lebih cerdas, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai `khalifah`
(Pemimpin) di muka bumi dan ia dikatakan jenis makhluk terbaru di muka
bumi yang sebelumnya belum pernah ada.
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang
teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang
sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam
bentuk yang terbaik (diciptakan Allah SWT. sebagai mahkluk yang paling sempurna). Sesuai dengan Surah Al Israa’ 70, yang berbunyi:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan [Al Israa’ (17):70]
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [At Tiin (95):4[
Menurut riwayat di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Adam AS. baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba-nya Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya (tentu teori ketauhidan /keimanan sangat jauh berbeda dengan teori evolusi). Ajaran Islam meletakkannya dalam Rukun Iman.
Makhluk Sebelum Nabi Adam
Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi yang diturunkan dimuka bumi sebagai Manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai Makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam ‘bukanlah Makhluk Pertama’ dibumi, tetapi ia adalah ‘Manusia Pertama’ dalam ajaran Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi, itu yang menjadi kegusaran para Malaikat.
Sebelum kehadiran manusia telah banyak
umat yang terdiri dari Malaikat, Jin, Hewan, Tumbuhan dan sebagainya,
karena dalam Al-Qur’an ciptaan Allah disebut juga dengan kata Ummat.
Sesuai dengan salah satu surah Al An’aam 32, yang berbunyi:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan ummat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. [Al An’aam (6) : 32]
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan ummat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. [Al An’aam (6) : 32]
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memiliki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari
manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas
karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok
makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus
memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki
volume otak diatas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka
dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu,
telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati
kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. [Al Hijr (15) : 27]
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” [Al-Baqarah (2) : 30]
Nama makhluk yang diungkapkan para ahli
arkeologi diatas kemudian dikaitkan pada pendapat para ahli mufassirin.
Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
mengatakan: “Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan
adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan.”
Menurut salah seorang perawi hadits yang
bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus
penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin. Ada juga yang
mengatakan bahwa telah ada 3 ummat yang utama sebelum Adam. Dua
diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari
golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan
berdaging.
Penciptaan Adam
Setelah Allah SWT. menciptakan
bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk
lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara
bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan
kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut
nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan
kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:
"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" [ Al-Baqarah (2) : 30]
Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Al-Baqarah (2) : 30]
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah
dari segumpal tanah. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah
roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang
sempurna. Awalnya Nabi Adam AS. ditempatkan di surga, tetapi terkena
tipu daya iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena
mengingkari ketentuan Allah.
Adam diturunkan dibumi bukan
karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan,
Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun
tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi
sebagai khalifah pertama.
Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah
yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk
memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian
banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang.
Pengetahuan Adam
Adam menghuni surga
"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." [Al-Baqarah (2) : 35]
"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." [Al-Baqarah (2) : 36]
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi
"Ketika Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian dia mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal disana." (HR. Thabrani)
Dari riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia turun di India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama Baudza. Di dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: "Sejak sampai di semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam al-Karimah. Adam datang ketika mereka tengah berada di semenanjung Ceylan".
Kesombongan iblis (setan)
Saat semua makhluk penghuni surga
bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya iblis (setan) yang
membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya
lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan
karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah
dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong
dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk
surga yang lain.
Disebabkan oleh kesombongannya
itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari surga dan
mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat
yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia
telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.
Setan dengan sombong menerima
hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang
kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa
mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan
justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga.
Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk
meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya.
Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan
hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
Pengetahuan Adam
Allah hendak menghilangkan pandangan
miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan
kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka
diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta yang
kemudian diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak
sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada
di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
Adam lalu diperintahkan oleh
Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan
setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa
hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui
segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
Adam menghuni surga
Adam diberi tempat oleh Allah di
surga dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman
hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk
menghasilkan keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh
Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau
masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di
sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." [Al-Baqarah (2) : 35]
Tipu daya setan
Sesuai dengan ancaman yang
diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya,
setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang
hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.
Bujuk rayunya dimulai saat ia
menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi
nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara
dan kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa
terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada
mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan
hidup kekal sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus
menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk
dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka
melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah
berfirman:
"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." [Al-Baqarah (2) : 36]
Mendengar firman Allah tersebut,
sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan
sehingga mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka diterima,
Allah berfirman:
"Turunlah kamu dari syurga itu!
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati."
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi
Turunlah mereka berdua ke bumi
dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup
di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka
dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam
bentuknya.
Di dalam kitab
ad-Durrul Mantsur, disebutkan "Maka kami katakan, 'Turunlah kalian ...
", dari Ibnu Abbas, yakni: Adam, Hawa, Iblis, dan ular. Kemudian mereka
turun ke bumi di sebuah daerah yang diberi nama "Dujjana", yang
terletak antara Mekah dan Thaif. Ada juga yang berpendapat Adam turun di
Shafa, sementara Hawa di Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga
bahwa Adam turun di tanah India.
Diriwayatkan Ibnu Sa'ad dan Ibnu
Asakir dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, Adam diturunkan di India,
sementara Hawa di Jeddah. Kemudian Adam pergi mencari Hawa sehingga dia
mendatangi Jam'an (yaitu Muzdalifah atau al-Masy'ar). Kemudian disusul
(izdalafat) oleh Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut
Muzdalifah.
Diriwayatkan pula oleh Thabrani
dan Nua'im di dalam kitab al-Hilyah, serta Ibnu Asakir dari Abu
Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Adam turun di India."
Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia turun di India.
Di dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan :
"Ketika Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian dia mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal disana." (HR. Thabrani)
Dari riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia turun di India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama Baudza. Di dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: "Sejak sampai di semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam al-Karimah. Adam datang ketika mereka tengah berada di semenanjung Ceylan".
Syaikh Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: "Dialah orang yang pertama kali membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam."
Lokasi Makam Adam
Sementara makam Adam AS. sendiri
ada yang mengatakan terletak di gunung Abu Qubais. Ada juga yang
mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia pertama kali turun ke
bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah terjadi angin topan, Nuh AS.
mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis.
Dan
kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan
al-Ya'qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya,
dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya
manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais.
Kisah Adam dalam Al-Quran
Seperti telah disampaikan di atas bahwa nama Adam AS. dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu :
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39Surat Al-Maidah [5] : ayat 27Surat Al-A'raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127Surat Al-Israa' [28] : ayat 50Surat Maryam [19] : ayat 58Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121Surat Yaasin [36] : ayat 60
KISAH NABI ADAM MENURUT YAHUDI DAN KRISTEN
Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.
Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Adam kemudian ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak saat ini). Ia kemudian diperintahkan oleh-Nya untuk menamai semua binatang. Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berjalan bersama Allah, tetapi akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Setelah diusir dari taman itu, Adam harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, Habel, Set (Shiyth), dan yang lainnya. Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set, dan Awan yang menikah dengan Kain. Baik Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak disebutkan. Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Agung Ussher, memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada saat bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Kanaan.
Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka
Wallahu A'lam Bishawab
Sumber : http://alvinarea.blogspot.com/2011/07/kisah-nabi-adam-as.html
Sumber : http://rahmanmuis.blogspot.com/2013/01/kisah-nabi-adam-dan-hawa-menurut-islam.html
Related Post